Full Time Mommy


This is my 2nd time that I'm resigning from good jobs for good reason.
Pertama, kira-kira 4 tahun yang lalu waktu Ibu resign dari Indosat karena saat itu Bapaknya Ibu (almarhum kakek Kayla) baru meninggal. Neneknya Kayla waktu itu keadaannya masih ngedrop, tapi kondisinya di bandung tinggal sendirian.. Nggak tega banget rasanya. Akhirnya tanpa mikir lama, dengan modal Bismillah sama Allah, Ibu resign dengan keyakinan bahwa Allah maha pemilik segalanya, nanti juga pada waktunya Ibu akan dapet kerjaan lain yang lebih baik. (Ternyata Alhamdulillah bener terjadi).

Sekarang terjadi lagi dilema itu, antara memilih pekerjaan atau keluarga.
Sepanjang kehamilan, Ibu udah bolak balik mikirin, resign atau enggak. Semua konsekuensi, semua kemungkinan ibu fikirin, Ibu pertimbangin.

Sebenernya bukan masalah membagi waktu bekerja sama jadi Mom. Ibu yakin Ibu pasti bisa seperti Ibu lainnya. Tapi masalahnya, kantor Ibu kan di Jakarta, kerjaan Ayah di Bandung, keluarga Ibu dan Ayah juga semua di Bandung. Dulu aja sejak Ibu nikah sama Ayah ya kadang-kadang jauh-jauhan gitu, bahkan awal-awal kehamilan Ibu bener-bener jauh-jauhan sama Ayah, cuman ketemu waktu weekend aja.
Nah, kalo sekarang setelah ada Kayla Ibu masih harus bekerja di Jakarta, gimana coba? Masa Ibu harus tinggal di Jakarta berdua Kayla aja Ayahnya di Bandung, lalu ninggalin anak Ibu di kontrakan sama baby sitter kalo ibu pergi kerja?
Atau Kayla di bandung sama Ayah dan nenek-neneknya Kayla sementara Ibu bekerja di Bandung dan ketemu seminggu sekali?

Oh No, No Way.... Bisa mati kangen deh Ibu gak bisa ketemu Kayla selama itu..

Akhirnya... selepas Ibu beres cuti melahirkan, Ibu langsung resign,deh.

Banyak orang yang menyayangkan kalo Ibu lepas kerjaan ini, apalagi kemungkinan kondisi kantor setelah dibeli oleh Belanda bakalan much much better dibanding waktu dibawah kepemilikan Mitsui (Jepang). Dilema banget deh..

Tapi Ibu inget banget kata-kata seseorang yang 'dalem banget' waktu Ibu tanya kenapa dia gak percayain anaknya diasuh Baby Sitter.
Dia bilang gini :
"anak itu kan titipan Allah, masa mau dititipin lagi ke orang lain?wong Allah nitipnya ke kita, ke rahim kita, kok di-over diurus,dibesarin sama suster, kalo mau Allah titipin aja ke rahim suster itu."
Yup.. kata-kata itu membekas banget di kepala Ibu. Bukannya Ibu menghibur diri karena sekarang Ibu sudah nggak bekerja, dan jadi Full Time Mother.
Toh, Ibu Rumah Tangga juga banyak kok yang pake suster. Hanya saja, menjadi full time mother tidak terlalu banyak kehilangan waktu bersama anak kita daripada jadi career mother. Tapi ini bukan berarti Ibu menganggap bahwa career mother itu jelek lho, Bukan. Ibu sangat mendukung juga kok para Ibu yang produktif, toh wanita juga harus bermanfaat hidupnya, apalagi kalau punya ilmu yang bisa didedikasiin.

Hidup cuma tentang pilihan.
Mana yang mau dikorbankan (lebih baik dibaca:kesampingkan).
Kalo Ibu, bukan tipe wanita yang bisa mengesampingkan anak dibanding pencarian materi. Biarlah pencarian materi hidup Ibu dan Kayla kita serahkan sama kemampuan Ayah dan rejeki dari Allah SWT. Insya Allah itu juga bakal mencukupi.

Dan kalo ada seorang Ibu yang sampe berkata bahwa 'ini demi masa depan anak kita juga kok, biar dia hidup layak, biar dia nanti bisa sekolah di tempat yang bagus, biar bisa makan yang sehat bla bla bla'
hayoo gak boleh bilang begitu, Ibuuu....

Masa sih kalau kita, seorang Ibu mau memilih mendedikasikan diri untuk menjadi full time mother, lalu Tuhan tidak memberi kehidupan yang layak untuk kita sama layaknya seperti para wanita yang jadi career woman?
Masa gara-gara seorang Ibu memilih buat sepenuhnya menjaga anaknya, lalu nanti Tuhan menyulitkan pintu rejekinya, gak selebar pintu rejeki para Ibu yang mencari 'rejeki lebih' di luar?

Wah, wah... psst psst..Tuhan nggak gitu lho..
Tuhan itu adil, Tuhan itu baik.
kalo sudah rejekinya, nanti bakal sampai di tangan kita. Besar, kecil, ya sudah rejeki kita, disyukuri aja.
Jangan pernah mau dijajah sama ‘dunia’, kita yang harus mengendalikan ‘dunia’, toh Cuma sebentar di dunia mah, iya nggak? So, never afraid of anything, Moms! Because we’re a mother!

Hehe... berapi-api banget ya? Hihi.. maklum, baru baca buku Quantum Ikhlas nih jadi semangat deh..

Kayla, anakku sayang, Ibu tidak pernah merasa berkorban apapun, seumur hidup Ibu ikhlas dan bahagia mengasuh dan membesarkan kamu dengan tangan Ibu sendiri. Mudah-mudahan Allah selalu melindungi kita sekeluarga ya, Nak.

0 comments:

Labels

 

my adorable angel ♣ ♣ ♣ Mamanunes Templates ♣ ♣ ♣ Inspiração: Templates Ipietoon
Ilustração: Gatinhos - tubes by Jazzel (Site desativado)